Bela negara tidak harus dengan memikul senjata
dan melatih fisik untuk menghadapi perang, Itu harus dimaknai secara luas.
Kesuksesan di bidang yang digeluti merupakan wujud membela negara. Ditambah
kesuksesan tersebut memberikan kontribusi yang konkret terhadap pertahanan
Indonesia dalam megahadapi ancaman dari luar.
“Jadi jangan dimaknai sempit. Biar pun ada
dimensi militernya, tidak ada salahnya bila nilai-nilai militer positif
diadopsi dan dikembangkan. Jangan terjebak dalam trauma dan stigma dimasa
lalu,
Ia menilai pendidikan
bela negara mampu memperkuat pemahaman masyarakat terkait dengan identitas
sebagai warga negara Indonesia yang harus dijunjung dan dipertahankan. (Asmu/Berbagai
sumber)
Era Globalisasi membuat pengaruh kultur budaya dan kebiasaan dari negara lain
dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat Indonesia. Maka pendidikan bela negara
sangat perlu untuk perkuat karakter bangsa.
“Jangan sampai karena
derasnya arus globalisasi, pengaruh budaya lain lebih dominan dari pada budaya
kita sendiri, yang sebenarnya tidak cocok dengan kultur masyarakat kita.
Akhirnya, generasi muda kita tidak tahu ke mana arah tujuan bangsa ini
kedepannya,” ungkap Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian
Pertahanan, seperti dilansir Media
Indonesia.
Bela negara pada dasarnya ialah hak dan
kewajiban setiap warga negara. Seluruh warga negara dapat berpartisipasi
membela Tanah Air dengan profesi mereka masing-masing. Pendidikan bela negara
merupakan bentuk pendidikan guna memperkuat kesadaran warga negara Indonesia
dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Itu sebabnya model bela negara saat ini
banyak cara. Misalnya lewat doktrinasi bela negara agar masyarakat cinta Tanah
Air dan rela berkorban. Kemudian yakin pada Pancasila yang dijabarkan secara
luas. Masyarakat cinta Tanah Air sesuai profesi masing-masing juga bagian dari
bela negara,” ujar mengatakan
pihaknya mengakui masih ada kesalahpahaman di masyarakat yang menganggap
pendidikan bela negara sama dengan wajib militer sehingga mereka wajib
mengikuti kegiatan militerisme.
“Ini perlu diluruskan. Ada satu hal yang perlu
diketahui bahwa bela negara tidak sama dengan wajib militer. Walaupun tentara
juga membela negara, ini sangat berbeda dengan masyarakat sipil,
Bela negara tidak harus dengan memikul senjata
dan melatih fisik untuk menghadapi perang, Itu harus dimaknai secara luas.
Kesuksesan di bidang yang digeluti merupakan wujud membela negara. Ditambah
kesuksesan tersebut memberikan kontribusi yang konkret terhadap pertahanan
Indonesia dalam megahadapi ancaman dari luar.
“Jadi jangan dimaknai sempit. Biar pun ada dimensi
militernya, tidak ada salahnya bila nilai-nilai militer positif diadopsi dan
dikembangkan. Jangan terjebak dalam trauma dan stigma dimasa lalu,
Ia menilai pendidikan
bela negara mampu memperkuat pemahaman masyarakat terkait dengan identitas
sebagai warga negara Indonesia yang harus dijunjung dan dipertahankan. (Asmu/Berbagai
sumber)